HASIL DISKUSI ONLINE & TESTIMONI KULIAH ONLINE

| | 0 komentar

Kelompok 1

PSIKOLOGI GESTALT

Fokus awal dari riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada beberapa asumsi dasar dari perspektif Gestalt, yang pertama bahwa Gestalt berbeda dengan Behavioris karena teorotisi Gestalt berpendapat bahwa yang harus dipelajari adalah perilaku "molar" bukan "melecular". Psikologi Gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan stimulus yang ada bukan sekedar stimulus spesifik, dan individu membangun persepsi bukan sekedar menerima respon secara pasif.
     Asumsi kedua dan ketiga menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi. Bahwa organisasi atau susunan dari stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan adalah sebuah proses, dan proses tersebutlah yang mempengaruhi persepsi individu.

Setelah melakukan diskusi online bersama dengan teman-teman kelompok, ada beberapa kesimpulan yang didapatkan mengenai bagaimana teori Psikologi Gestalt bisa menjelaskan tentang proses belajar, terutama ketika sedang melakukan kuliah online maupun diskusi online. 
  • Psikologi Gestalt mengenai bagaimana individu melakukan proses belajar, dimana persepsi dan pengalaman persepsi yang kita peroleh dari lingkungan (stimulus-stimulus yang datang) akan memberikan pengaruh ketika ketika merespon dan memberi tindakan terhadap stimulus tersebut.
  •     Psikologi gestalt berpendapat bahwa seseorang merespons stimulus yang terorganisasi dan persepsi perorangan adalah faktor penting untuk "memecahkan masalah".
  •    Psikologi Gestalt juga menjelaskan mengenai belajar 'secara keseluruhan'. Secara keseluruhan maksudnya semua yang individu alami dalam kehidupannya. Misalnya dalam keseharian individu ketika merespon stimulus-stimulus yang ada. 
  •      Teori Gestalt berkonstribusi terhadap 'pemecahan masalah'. Masalah itu bisa menjadi salah satu stimulus. Bagaimana individu memecahkan masalah (merespon stimulus) itu tergantung terhadap persepsi yang dia terima dari masalah (stimulus) itu. Nah, respon nya itu lah sebagai pemecahan masalah (menentukan solusi apa yang terbaik dari berbagai solusi yang ada). Disini bisa dilihat kalau teori psikologi Gestalt dapat bermanfaat untuk banyak aspek kehidupan dalam individu.
  • Bila dikaitkan dengan kuliah online : Individu yang mendapat stimulus (yaitu adanya kuliah online) maka individu merespon stimulus dengan menyiapkan waktu dan peralatan untuk online. Stimulus-stimulus yang muncul cukup banyak, Bu Dina yang mengawali stimulus dengan mengajak kita kuliah online, kemudian muncul stimulus-stimulus lainnya di dalam proses kuliah online, mulai dari proses jaringannya, bahan yang didiskusikan, respon dari teman-teman, dan juga stimulus dari diri kita untuk menanggapi dalam setiap bahan yang didiskusikan. Nah, melalui jawaban-jawaban kita dari diskusi itu, bisa kita lihat bahwa tanggapan dan jawaban-jawaban dari teman-teman kita berbeda-beda, sehingga itu juga bisa menunjukkan kalau setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda terhadap stimulus yang ada. 
TESTIMONI
 
Pada awalnya saya sedikit ragu dengan efektivitas metode belajar (diskusi online) yang diberikan oleh Dosen, Bu Dina. Karena kendala listrik, yang kata orang bukan lagi 'pemadaman bergilir' melainkan 'penghidupan bergilir', saya dan teman-teman kelompok cukup kesulitan mencari waktu yang tepat untuk melakukan diskusi ini. Hingga akhirnya, pada hari Minggu malam, kami (saya dan teman-teman) berhasil 'dipersatukan' oleh PLN untuk melakukan diskusi mengenai suatu topik materi belajar. Untuk memahami suatu materi pelajaran, bagi saya, membutuhkan waktu yang cukup lama, pasif, dan membosankan apabila hanya dilakukan sendiri oleh saya. Namun, saya merasa bahwa metode diskusi online yang telah kami lakukan tergolong berhasil membuat saya lebih bersemangat dan aktif untuk bertanya serta mengutarakan langsung pendapat yang saya ingin sampaikan. Dan hasilnya, saya bisa mendapatkan pemahaman yang jauh lebih dalam melalui proses diskusi online ini ketimbang hanya membaca buku saja. Pada intinya saya benar-benar menikmati kuliah dan diskusi online yang saya ikuti di mata kuliah Psi. Belajar semester ini.
:) :) :)

Review kuliah psikologi belajar, 11 september 2013

| | 0 komentar

“MODEL KOGNITIF DAN TEORI MOTIVATIONAL AKADEMIK”

*      Alasan memilih model kognitif dan teori motivational akademik:
1. adanya motivasi dan ekspektasi yang diberikan kepada learner untuk mampu meregulasi diri sehingga bisa mencapai kesuksesan.
2. model pembelajaran yang disesuaikan dengan konteks sosial.

*      3 point penting model kognitif dan teori motivational akademik, yaitu:
1. ekspektasi
Adanya harapan dan nilai baik dari dalam maupun dari luar diri indivisu yang mampu membangun motivasi berprestasi.
2. orientasi tujuan
Adanya alasan dan tujuan individu dalam melakukan tugas.
3. atribusi
Adanya kemampuan dan usaha individu untuk mencapai kesuksesan.

Tiga perspektif model ekspektasi nilai, model orientasi tujuan, teori atribusi yang memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketrlibatan siswa yang terkait dengan prestasi. Dari ketiga model ini, dikatakan bahwa motivasi berkembang dari interaksi kompleks lingkungan dengan faktor internal, individu adalah pengelola informasi yang aktif dan kayakinan yang terkait dengan prestasi yaitu informasi eksplisit.
Model ekspektasi nilai berpendapat bahwa ekspektasi kesusksesan siswa adalah detreminan utama dari pilihan tugas atau pelajaran, kegigihan, tingkat usaha, keterlibatan kognitif, dan kinerja katual.
Sebaliknya, pada model orientasi tujuan membahas alasan siswa untuk terlibat dalam tuda akademik karna alasan itu mempengaruhi strategi kognitif siswa, pilihan tugas, dan persepsi kompetensi.
Perspektif yang ketiga adalah teori atribusi, berpendapat bahwa pencarian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan, atribusi adalah sumber informasi yang kompleks, dan perilaku masa depan sebagian ditentukan oleh atribusi untuk kesuksesan dan kegagalan.

*      Hubungan table 1.7 dengan tiga poin penting dari model kognitif dan motivational akdemik
Pengetahuan merupakan produk dari proses belajar, belajar merupakan proses kognisi atau interaksi sosial yang membangun pengetahuan dan makna, sedangkan lokus belajar merupakan tempat belajar yang tidak terbatas hanya di dalam pikiran individu itu sendiri tapi dibagikan pada sesama individu.
Dengan pengetahuan yang kita dapatkan dari proses belajar, kita memiliki harapan dan motivasi untuk berprestasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan itu. Proses belajar memiliki tujuan, yaitu untuk mencapai kesuksesan melalui kemampuan dan usaha yang kita miliki (atribusi). Informasi-informasi yang kita dapatkan melalui proses belajar, tidak terbatas hanya untuk diri kita sendiri atau didapatkan dari diri kita sendiri tapi, kita juga bisa belajar dari lingkungan serta berbagi dengan lingkungan.

TINJAUAN

| | 0 komentar



Selama saya duduk di bangku SMA saya tidak menyadari bahwa apa yang saya pelajari ternyata memiliki daya guna untuk membangun kekuatan yang sangat mengesankan. Ketika itu, tujuan saya belajar adalah hanya untuk mendapatkan prestasi, kelak mendapat pekerjaan yang layak, dan pengakuan dari lingkungan sekitar bahwa saya seorang yang berpendidikan. Namun setelah menjadi mahasiswa saya sadar apa yang saya pikirkan selama SMA adalah sangat “naif”. Karena saya mulai mengerti arti belajar yang sesungguhnya.
Melalui teori belajar ini saya baru menyadari bahwa banyak hal yang saya dapat dari proses belajar yaitu memperkaya diri saya terutama dalam hal cara berpikir, dan gaya hidup. 
Kekayaan pikiran itu merupakan ide-ide atau buah dari pengalaman hidup dari suatu fenomena menjadi fokus dari pembelajaran yang menghasilkan tubuh teori berdasarkan asumsi. Dalam menciptakan perubahan sikap terhadap suatu asumsi yang dianggap benar sebagian banyak orang, tanpa disadari telah jadi kontra produktif tehadap sebagian yang ada disekitar kita. Contoh “sebagian orang mengatakan berbohong demi kebaikan itu tidak salah”. Dengan demikian ini akan menyelamatkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain ataupun sebaliknya. Misalnya, “guru bertanya, apakah kalian sudah mengerti? Serentak mengatakan, "sudah Bu…", padahal belum semua mengerti. Itulah yang sering saya lakukan semasa duduk di bangku SMA--meski masih pernah terjadi sampai saat ini.
Kekayaan dalam bergaya hidup dapat dilihat dari cara bicara, ekspresi, penampilan, dan sopan santun yang lebih baik, karena kita tahu bila ingin di hormati terlebih dahulu menghormati, hal ini sudah saya rasakan perbedaan yang sangat kontras pada saat saya SD dan SMP, karena pengetahuan yang lebih banyak  membuat gaya hidup yang sangat berbeda dan lebih baik dibanding teman-teman yang hanya pendidikan SMP dalam banyak hal.
Fokus dalam teori belajar sebagai kunci untuk melakukan sebuah riset proses belajar dengan mengumpulkan berbagai data dalam pencapaian prinsip belajar yang kekal, namun belum ada yang berhasil membangun prinsip belajar yang kekal karena sebuah teori tidak akan abadi sepanjang masa, dimana perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan teori-teori baru yang sesuai dengan kebutuhan hidup pada masa yang akan datang. Inilah yang  dialami pada saat ini. Fokus dalam teori pembelajaran ini membuat saya lebih mengerti akan  informasi dan pemerosesan informasi yang saya terima dari belajar.
Melalui teori belajar ini juga menumbuhkembangkan faktor pribadi, sosial, dan kultural, sehingga pembelajar mendapatkan  informasi baru dan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan pemikiran yang lebih logis. Hal ini dapat dimisalkan, berbagai pendapat dari berbagai ilmuan yang mengembangkan informasi yang berbeda dan dapat diterima oleh orang banyak secara logika, sehingga menambah pengetahuan dalam melakukan sosialisasi dengan masyarakat berbagai kultur yang ada disekitarnya.