Kelompok 1 :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Sekolah
1.
Identitas
Sekolah
Nama Sekolah : SMK
Tritech Informatika Medan
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10261412
Bidang Keahlian : Teknik Informasi
Dan Komunikasi
Program Keahlian : Teknik Komputer
Dan Informatika
Kompetensi Keahlian : TKJ – Multimedia
– RPL
Alamat :
Jln. Bhayangkara
No. 522 CDE Medan
Website :
http://www.tritech.sch.id
Status Sekolah :
Swasta
2.
Visi
dan Misi Sekolah
Visi :
·
Menjadikan SMK
berbasis teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius dan Berstandar
Internasional
Misi
:
·
Siswa/i mampu
menguasai komputer software dan hardware serta jaringan IT
·
Melahirkan generasi
yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan
B. Data Observer
·
Observasi Kelas
Hari & Tanggal Observasi : Senin, 18 September 2013
Kelas yang di Observasi : X MEX-1(Multimedia
Eksekutif 1)
Mata Pelajaran :
Alur Proses Multimedia
Waktu Observasi :
08.15 WIB s/d 09.15
WIB
Jumlah Siswa :
26 Orang
Alat Observasi :
Pena, buku catatan dan kamera.
Nama Observer : 1. Mona
Sriukur (10-047)
2. Yosephine Mendrofa (10-080)
3. Tota Fierda (10-092)
4. Anggita Windy (10-103)
5. Putri Olwinda (10-121)
Pembagian Tugas : 1.Dokumentasi
(Anggita danYosephine)
2. Observasi
(Mona, Tota, dan Putri)
C. Kondisi Fisik Kelas
a.
Media Pembelajaran yang digunakan:
1.
Guru (Laptop yang disambungkan ke LCD TV, spidol dan whiteboard)
2.
Siswa (Laptop, alat tulis dan modem)
b.
Situasi Fisik Kelas:
1.
Kursi
guru :
1 buah
2.
Kursi
siswa :
26 buah
3.
Meja guru : 1 buah
4.
Meja siswa : 13 buah
5.
AC : 1 buah
6.
Kipas : 1 buah
7.
LCD
TV :
1 buah
8.
White board : 1 buah
9.
Papan “tweet” : 1 buah
10.
Foto Pahlawan : 1 buah
11.
Sapu : 1 buah
12.
Tong
sampah : 1 buah
13.
Pengki : 1 buah
D.
Hasil Observasi
Ruang kelas X MEX-1 dibatasi dengan papan triplex pada
setiap sisi. Di dalam ruangan kelas terdapat sebuah AC, pengharum
ruangan (tidak menyala), kipas angin, CCTV, white board (dilapisi kaca), LCD TV yang dihubungkan dengan laptop guru,
keranjang sampah, sebuah ember hitam, pengki, cairan pembersih lantai, foto pahlawan (Imam Bonjol), serta
papan pengumuman bertuliskan “tweet” yang berisi jadwal mata pelajaran, jadwal piket siswa, denah
posisi duduk siswa, dan tata tertib sekolah. Letak
meja dan kursi para siswa disusun menghadap ke arah whiteboard, dengan meja
berwarna putih dan kursi berwarna cokelat. Ruangan kelas X MEX-1 dicat dengan tiga
warna, yaitu kuning, putih dan hijau.
Saat mata pelajaran Alur Proses Multimedia, semua siswa/i sedang melakukan diskusi kelompok (dibagi
menjadi 5 kelompok). Masing-masing kelompok dibagi ke dalam tugas-tugas membuat
logo, video, iklan, berita, dan animasi. Kelompok A
membuat iklan dalam bentuk video, kelompok B membuat animasi,
dan seterusnya. Alat utama yang
digunakan adalah laptop yang dilengkapi dengan berbagai software untuk mendukung pembuatan tugas tersebut. Masing-masing
siswa memiliki sebuah laptop,
alat tulis dan menggunakan wi-fi,
namun ada beberapa siswa
menggunakan modem.
BAB
II
TEORI
DAN PEMBAHASAN
A. Teori
yang digunakan
a. Otak
Manusia
Salah
satu struktur otak adalah thalamus. Thalamus merupakan koleksi nuclei yang memproses tipe informasi
tertentu, seperti visual, audio, tactile.
Informasi visual yang diterima oleh thalamus, seperti warna, akan menstimulus
kinerja otak.
b. Teori
Skinner
Teori
Skinner mengenai aturan dasar perubahan perilaku, mengidentifikasikan tiga
komponen penting dari perubahan perilaku, yakni (a) kesempatan di mana perilaku
terjadi, (b) perilaku itu sendiri, dan (c) konsekuensi dari perilaku itu.
c. Teori
Bandura
Tiga
asumsi dasar yang mendukung teori sosial kognitif adalah (a) proses kognitif
pembelajar dan pengambilan keputusan, (b) interaksi lingkungan, personal, dan
perilaku, (c) hasil belajar.
d. Teori
Model Kognitif dan Teori Motivasi Akademik
Tiga
asumsi dasar dalam analisa motivasi, yang pertama, motivasi individual adalah
hasil dari interaksi antara faktor lingkungan dengan karakteristik tertentu.
Kedua, pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif dan ketiga, bahwa motif
kebutuhan atau tujuan siswa adalah pengetahuan eksplisit.
B. Pembahasan
a. Situasi fisik
kelas berdasarkan Teori Otak Manusia.
Salah satu fungsi
otak adalah pemrosesan data indra (mata, telinga dan sebagainya). Ruangan kelas
X MEX 1 SMA ini memiliki dinding kelas yang diberi tiga warna, hijau, putih dan
kuning. Otak akan memproses warna-warna dalam ruangan yang mempengaruhi otak
sendiri. Misalnya, hijau dikaitkan dengan alam.
Karena hubungannya dengan
alam, hijau dianggap sebagai warna menenangkan dan santai.
Warna hijau juga dapat membantu orang yang sering ,merasa tegang. Hijau akan menyeimbangkan
emosi, menciptakan keterbukaan antara seseorang dan orang lain. Warna hijau juga terkait dengan cakra
jantung sehingga dipercaya membantu masalah emosional, seperti cinta,
kepercayaan, dan kasih sayang.
Pemilihan warna putih biasanya memberikan aura kebebasan dan keterbukaan.
Kuning adalah warna cerah yang dapat menarik banyak perhatian. Warna kuning
berhubungan dengan intelektual dan proses mental. Warna cerah ini juga
merangsang otak serta membuat lebih waspada dan tegas.
b. Proses Belajar di Kelas
Berdasarkan Teori Pengkondisian Berpenguat Skinner
Ada siswa yang aktif
bertanya kepada guru dan aktif berdiskusi dengan teman-temannya, namun ada juga
siswa yang kurang aktif. Beberapa siswa perwakilan kelompok bertanya dan
berdiskusi dengan guru ketika mengalami kesulitan dalam pengerjaan tugas.
Meskipun banyak siswa yang bertanya kepada guru mengenai hambatan yang mereka
hadapi, guru tetap mau (aktif) membantu siswanya.
Jika dikaitkan
dengan teori Skinner yang mengatakan bahwa seseorang akan mengubah perilakunya
karena ada kesempatan untuk menampilkan perilaku tersebut. Dari pernyataan di
atas diketahui bahwa terdapat siswa yang aktif di kelas. Proses belajar yang
dilakukan di kelas MEX-1 adalah dalam bentuk diskusi. Metode ini menjadi
peluang bagi siswa yang ingin menyelesaikan tugasnya dengan baik. Siswa akan
menganggap kondisi tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk bertanya, sehingga
muncullah perilaku siswa yang aktif di kelas. Konseskuensi yang didapatkan dari
perilaku tersebut adalah siswa mendapat feedback
dari guru juga mandapatkan masukan yang positif terhadap tugas.
Jika ditinjau dari
topik perilaku yang diatur peraturan (rule-governed) dalam teori pengkondisian
penguat Skinner, yang menjelaskan bahwa perilaku yang diatur peraturan (kurikulum)
dapat diperoleh dari pernyataan formal dari perilaku yang diterima, seperti
aturan tata bahasa dan ejaan, aturan hukum, etika, dan praktik religius suatu
masyarakat. Hal ini bisa dikaitkan dengan kelas X MEX-1, dimana kelas ini
merupakan kelas Multimedia dan saat dilakukan observasi sedang mempelajari alur
proses multimedia, dimana perilaku mereka diatur oleh peraturan mata pelajaran
tersebut yang mengharuskan mereka untuk membawa laptop, modem jika diperlukan,
dan catataan untuk menulis penjelasan guru.
Tuntutan kelas
adalah adanya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa
di dalam suatu kelompok. Tugas yang diberikan oleh guru adalah tugas dalam
bentuk kelompok, dimana guru mengharapkan adanya interaksi yang baik dalam
masing-masing kelompok untuk mengerjakan tugas tersebut. Perilaku yang
diharapkan sesuai dengan aturan adalah anggota masing-masing kelompok aktif
dalam mengerjakan tugas, tapi, yang tampak adalah terdapat sebagian dari
anggota kelompok yang pasif yang memilih untuk diam di tempat duduk atau
mengerjakan hal lain.
Teori Pengkondisian Berpenguat Skinner dalam topik
belajar di latar ruang kelas mengatakan bahwa ketika seorang guru bertanggung
jawab menangani anak 20-30 orang dalam satu kelas, akan muncul beberapa
permasalahan. Misalnya, pemberian penguatan positif yang kurang dari guru terhadap
siswa, tertundanya waktu yang lama antara perilaku dengan penguatan, kurangnya
program yang mengarahkan anak ke serangkaian perilaku yang diharapkan. Kelas X
MEX-1 memiliki jumlah siswa sebanyak 26 orang yang ditangani oleh satu guru.
Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa diskusi kelompok yang dilakukan
dalam kelas kurang terarah, seperti yang dijelaskan dalam teori skinner bahwa
kurangnya program yang mengarahkan anak ke serangkaian perilaku yang
diharapkan. Satu guru menangani 26 dalam bentuk kelas diskusi membuat beberapa
perilaku yang terjadi di dalam kelas bukanlah perilaku yang diharapkan.
Misalnya, adanya siswa yang kurang aktif dan ada siswa yang sangat aktif.
Selain itu penguatan yang diberikan oleh guru adalah
adanya feedback positif terhadap
siswa. Namun, pemasalahan tiap kelompok terhadap hambatan yang mereka temukan
berbeda satu dengan yang lain dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula.
Sehingga, adanya waktu pemeberian feedback
yang lama pada kelompok tertentu yang membuat sebagian kelompok lain
kekurangan waktu untuk mendapat penguatan dari guru tersebut.
c. Proses Belajar di
Kelas Berdasarkan Teori Kognitif Sosial-Bandura
Berbeda dengan Teori Bandura yang mengatakan bahwa
belajar merupakan proses yang natural. Lingkungan sosial memberikan banyak
kesempatan bagi individu untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang
kompleks melalui perilaku model dan konsekuensi perilaku. Hal ini menjelaskan
proses belajar di kelas X MEX-1 ini merupakan proses belajar yang terjadi
secara natural, dimana masing-masing siswa dapat mengekspresikan perilaku
belajar mereka masing-masing sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki.
Memandang positif bagi siswa yang aktif maupun tidak aktif yang menunjukkan
perilaku belajar mereka masing-masing. Adanya siswa yang aktif membuat beberapa
siswa lainnya menjadi aktif juga. Hal ini menunjukkan adanya perilaku modeling yang terjadi pada proses
belajar di kelas ini.
d. Proses Belajar di
Kelas Berdasarkan Teori Model
Kognitif dan Teori Motivasi Akademik
Apabila dikaitkan
dengan teori motivasi akademik di mana terdapat tiga asumsi yaitu, pertama, motivasi
seseorang berkembang melalui interaksi kompleks dari faktor lingkungan dengan
faktor di dalam diri anak, kedua, pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif,
dan ketiga yaitu motif, kebutuhan, atau tujuan pemelajar merupakan pengetahuan
eksplisit. Dari hasil observasi, siswa yang berada di kelas X MEX-1 dapat
dilihat bahwa rata-rata siswa dapat aktif di dalam kelas untuk mengerjakan
tugas yang diberikan dan bertanya dengan guru karena adanya kebutuhan untuk
menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin dan aktif bertanya di dalam kelas
karena adanya faktor situasi dimana teman-temannya juga aktif bertanya kepada
guru jika ada yang belum dimengerti.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok, adapun kesimpulan laporan
observasi adalah:
1.
Situasi fisik kelas X MEX-1 secara keseluruhan sudah memadai dalam hal
fasilitas serta penggunaan beberapa warna untuk dinding sehingga tidak bersifat
monoton.
2.
Proses
belajar yang dilakukan di kelas pada mata pelajaran Alur Multimedia berupa
diskusi kelompok.
3.
Guru memberikan kebebasan kepada para
siswa untuk berekspresi dalam pengerjaan tugas kelompok, sehingga secara
natural siswa berperilaku sesuai dengan situasi kelas. Ada sebagian siswa yang
sangat aktif dan ada juga yang pasif di kelas. Siswa yang aktif membuat
beberapa siswa lainnya menjadi ikut aktif dalam proses diskusi, dan siswa yang
pasif memilih untuk duduk diam di tempatnya.
4.
Berdasarkan teori motivasi akademik
dikaitkan dengan proses belajar siswa kelas X MEX-1 dalam bentuk diskusi,
siswa-siswa yang aktif maupun pasif pasti memiliki motif atau tujuan dalam
proses pembelajarannya, dan siswa yang aktif memiliki pengaruh terhadap siswa
lainnya yang juga akan mengikuti perilaku mereka yang aktif untuk bertanya
kepada guru serta bertanya kepada sesama teman.
B. Saran
Berikut saran-saran
yang dapat diberikan oleh kelompok kepada sekolah SMK Tritech atau secara
khusus untuk kelas X MEX-1 adalah:
1. Sebaiknya
proses diskusi yang dilakukan di dalam kelas bisa lebih terarah, dalam arti
bahwa guru juga memperhatikan siswa yang kurang aktif dalam bertanya kepada
guru.
2. Kelompok
menyarankan agar koneksi internet yang disediakan SMK Tritech Medan dapat
digunakan oleh seluruh siswa secara gratis, karena berdasarkan wawancara yang
dilakukan kelompom dengan beberapa siswa mengatakan bahwa yang dapat
menggunakan jaringan internet sekolah hanya siswa yang menggunakan kartu Indosat.
3. Suasana
yang ribut dalam proses diskusi kelompok (ketika ada mata pelajaran yang
dilakukan dalam bentuk diskusi) adalah hal yang wajar, namun sebaiknya guru
tetap harus lebih memperhatikan proses diskusi masing-masing kelompok yang
berlangsung di kelas agar siswa tetap mengerjakan apa yang seharusnya mereka
kerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instructional: Teori dan Aplikasi. Terjemahan Tri
Wibowo, B.S. Jakarta: Kencana.
Anonim.
2013. SMK Tritech Informatika. [online]. Tersedia : http://www.tritech.sch.id/. Diakses pada
tanggal : 9 Desember 2013.